Monday, 18 November 2013

 

Kabar mengenai peretasan yang dilakukan oleh hacker Indonesia dan Australia baru-baru ini kembali mengingatkan akan pentingnya sistem keamanan di internet. Tak bisa disangkal, data mengenai banyaknya peretasan yang dialami oleh berbagai situs di Indonesia menjadi bukti lemahnya sistem keamanan di Indonesia.

Berdasarkan laporan banyaknya peretasan yang diterima oleh Indonesia Computer Emergency Respon Team (ID-CERT), menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya data-data yang ada di internet untuk diamankan. Namun semua tak bisa disamaratakan, ada pula situs-situs di Indonesia yang menanamkan sistem keamanan tingkat tinggi pada situsnya.

Meski sebagian lainnya juga sadar akan pentingnya keamanan di dunia siber, masih ada juga kesalahpahaman dalam mempertahankan situs miliknya. Lebih sederhananya, sebagian orang kurang tepat dalam melakukan pengamanan. "Kebanyakan kasus peretasan itu ya deface (pengubahan halaman muka situs), dan orang-orang mengamankan situsnya agar tak dapat di-deface, tapi serangan lain bisa dilancarkan. Di situlah kesalahannya," kata Ahmad Alkazimy, peneliti sekaligus manajer dari ID-CERT, menjelaskan.

Menurut Ahmad, peretasan yang lebih membahayakan dari deface adalah kebocoran data. Sang hacker bisa mencuri dan memanipulasi data yang ada pada situs tersebut. Dan jika sudah dibobol, hacker bebas menanamkan malware atau mengubah data-data yang ada. "Coba bayangkan kalau yang diretas itu bukan sistem penerbangan, tapi bank di Indonesia atau situs pemerintahan, berbagai data bisa dicuri,"
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Labels