Di tahun ini, misalnya, saya dikecewakan
Oz the Great and Powerful,
After Earth,
The Hangover Part III,
Kick Ass 2, The Lone Ranger, dan bahkan
Man of Steel yang ternyata tak bisa menyamai trilogi Batman rasa Christopher Nolan.
Memang,
film-film yang menjadi cenderamata dari tahun sebelumnya yang diputar
di bioskop sini menjelang dan tak lama selepas Oscar malah membuat
kunjungan ke bioskop terasa bermakna. Lewat film macam Les Miserables,
Lincoln, Django Unchained,
Silver Linings Playbook,
Killing Them Softly, atau
Argo yang memenangkan Oscar tahun ini saya mendapat suguhan hiburan terbaik.
Tapi tetap saja, itu semua film-film rilisan tahun lalu. Bukan karya sineas tahun ini.
Nah,
hal ini menandakan, film-film terbaik dari Hollywood tahun 2013 rasanya
juga baru akan edar di bioskop sini sekitar awal tahun depan, menjelang
dan saat musim penghargaan Oscar.
Oleh karena itu tak adil
rasanya bila daftar ini dinamai deretan "Film Terbaik" karena yang
terbaik dari Hollywood sana belum resmi edar di bioskop sini. Seperti
tradisi tahun lalu, daftar ini menggunakan istilah "Paling Asyik", yakni
film-film yang ketika disambangi memberi pengalaman menonton paling
asyik.
Perlu ditekankan juga, paling asyik tak selalu harus
berwujud film yang ringan, seru, atau enak dikunyah. Pengertian paling
asyik sangatlah luas dan subjektif. Maka, inilah dia,
in my humble opinion, film-film paling mengasyikkan dari Hollywood tahun ini.
1. Gravity (Sutr. Alfonso Quaron)
Gravity
memberi pengalaman menonton yang rasanya takkan dilupakan. inilah film
yang menggunakan pengertian film sebagai gambar bergerak (moving
picture) dengan maksimal. Hollywood, lewat tangan dingin Alfonso Quaron,
kembali berhasil melakukan sesuatu yang jarang: mengawinkan kepandaian
bercerita dengan memanfaatkan kecanggihan visual. Coba tengok bagaimana
Quaron menggerakkan kamera tanpa putus sambil menyuguhkan adegan dahsyat
astronot diserang serpihan pecahan satelit. Bagaimana kamera mengikuti
pemainnya seolah berjungkir balik di angkasa rasanya akan terus
dipelajari mahasiswa perfilman dan calon sineas hingga bertahun-tahun
mendatang.
Gravity is Hollywood
--in terms of story telling and visual effect--at its best!
(Baca ulasan Gravity dan 7 Film Astronot Paling Asyik.)
Trailer Gravity (Sutr. Alfonso Quaron):
2. Frozen (Sutr. Chris Buck, Jennifer Lee)
Frozen layak masuk daftar film klasik Disney bersama
Snow White, Pinocchio, Cinderella, Sleeping Beauty, The Little mermaid,
Beauty and the Beast, Aladdin, dan
The Lion King.
Inilah film yang tetap mempertahankan cita rasa animasi klasik khas
Disney sambil tetap relevan bagi penonton zaman sekarang, generasi
millennial penonton
Glee dan penyuka musik Lady Gaga dan Taylor Swift. Satu lagi,
Frozen juga menandai kembalinya kejayaan animasi Disney--yang tanda-tandanya sudah dimulai sejak
The Princess and the Frog,
Tangled, dan
Wreck-It Ralph--atas
sepupu mereka, Pixar. Beberapa tahun terakhir, Pixar seperti kehilangan
jimat dengan menghasilkan film-film animasi yang tetap baik, tapi tak
cukup istimewa untuk menyamai pencapaian artistik
Finding Nemo,
Wall-E, atau
Toy Story 3. Di lain pihak, Disney lambat laun mengambil tahta itu. Dan
Frozen bukti pencapaian mereka.
(Baca Frozen bagi generasi Millennial di sini.)
Trailer Frozen (Sutr. Chris Buck, Jennifer Lee)
3. Prisoners (Sutr. Dennis Villeneuve)
Bagaimana
bisa menonton film yang masa putarnya sekitar 2,5 jam dan berlatar di
sebuah kota kecil nan sepi dengan pemain inti tak banyak, masih tetap
enak diikuti? Mendapatkan film seperti itu adalah sebuah keistimewaan.
Film ini,
Prisoners sangat mengasyikkan sekaligus sangat tidak nyaman ditonton. Inilah
feel bad movie of the year.
Dilema moral yang menandai kesintingan zaman sekarang terkuak di sini.
Sahkah kita main hakim sendiri, menyiksa manusia hingga di luar batas
kemanusiaan demi orang yang kita cintai kembali ke pangkuan? Sahkah
kita, membuat orang lain kehilangan orang yang dicintai demi mereka
merasakan yang kita rasakan: bagaimana rasanya kehilangan orang
tercinta? Dua pertanyaan yang tak nyaman dan akan sulit dijawab bila
Anda sendiri yang berada dalam situasi seperti itu.
(Baca ulasan Prisoners di sini.)
Trailer Prisoners (Sutr. Dennis Villeneuve):
4. Fast & Furious 6/ Furious 6 (Sutr. Justin Lin)
Bukan.
Film ini dipilih masuk daftar ini bukan lantaran ada Joe Taslim. Bukan
pula sebentuk penghormatan pada sang bintangnya, Paul Walker yang telah
tiada. Film ini memang memberi sensasi menonton yang mengasyikkan ketika
disambangi di bioskop. Sejak
Fast Five dua tahun lalu,
franchise Fast and Furious
telah menjadi salah satu movie event paling ditunggu kehadirannya.
Semula, franchise ini punya kisah yang hanya diminati pecinta film aksi
dan film mobil balap, namun jagat pengisahannya kemudian melebar menjadi
aksi sekelompok jagoan buruan polisi melawan kejahatan dengan merampok
gembong penjahat. Penggemarnya pun lantas makin banyak.
Twist
atau kelokan yang dibangun di film keenam yanng membuat urutan kisahnya
menyatu dengan film ketiga membuat film ketujuh yang edar tahun depan
kian dinanti. Dan, ah, kematian Paul Walker yang tragis rasanya kian
meneguhkan
franchise ini ke level salah satu
franchise film paling legendaris sepanjang masa.
(Tentang timeline franchise Fast & Furious baca di sini.)
Trailer Fast & Furious 6/ Furious 6 (Sutr. Justin Lin):
5. The Conjuring (sutr. James Wan)
Salah satu film paling menyeramkan yang pernah saya tonton. Titik.
Trailer The Conjuring (sutr. James Wan):
6. Captain Phillips (Sutr. Paul Greengrass)
Tom
Hanks dan Paul Grengrass. Dua nama itu jadi jaminan filmnya bakal
mengasyikkan. Benar saja. Di film tentang kapal laut berbendera AS yang
dibajak perompak Somalia ini mampu dengan baik mengawinkan akting
jempolan Hanks dan ketegangan ala Greengrass seperti yang sudah kita
lihat di
United 93 (2006). Sebagai Kapten Phillips, Hanks
kembali menunjukan akting terbaiknya yang rasanya terakhir kita lihat
saat ia berakting di
Cast Away (2000). Sementara itu,
Greengrass berhasil menyuguhkan tontonan menegangkan tanpa perlu
mendramatisir apa pun. Semua terjadi seolah seperti apa adanya. Tapi
dari situ filmnya kian terasa menegangkan karena terasa begitu nyata.
Trailer Captain Phillips (Sutr. Paul Greengrass)
7. World War Z (Sutr. Marc Forster)
Bagi pembaca novel aslinya, film ini dianggap berkhianat. Yang sudah baca tentu paham novel asli
World War Z: an Oral History of the Zombie
yang ditulis Max Brooks, putra sineas Mel Brooks, sejatinya adalah
komentar sosial pada situasi geo politik global. Termasuk kritik pada
kebijakan luar negeri AS. Sutradara Marc Forster membuang semua perkara
plotik itu dan mengemasnya jadi hidangan khas Hollywood: aksi
menegangkan, drama ayah (Brad Pitt) melindungi keluarganya, dan efek
visual memukau. Ketegangan-ketegangan yang dibangun Forster sangat
mengasyikkan. Versi film mungkin berkhianat. Tapi ini "pengkhianatan"
yang keren.
Trailer World War Z (Sutr. Marc Forster)
8. Thor: The Dark World (Sutr. Alan Taylor)
Bukan
Man of Steel atau bukan pula
Iron Man 3 film superhero paling asyik tahun ini buat saya. Melainkan
Thor: The Dark World. Kenapa?
Man of Steel
yang punya nama besar Christopher Nolan (produser) dan Zack Snyder
(sutradara) tak mampu menyamai kehebatan trilogi Batman rasa Nolan.
Iron Man 3
hanya meneruskan apa yang sudah dilakukan dua film sebelumnya:
menegaskan Robert Downey Jr. sebagai si manusia besi zaman kita. Di lain
pihak, film
Thor kedua ini menawarkan sesuatu yang baru:
menggabungkan berbagai unsur dari film lain tapi tetap terasa pas
ditambah banyolan komikal khas Marvel. Menonton
Thor kedua, kita langsung teringat pada
The Lord of the Rings dan
Star Wars.
Dan ah, jangan lupakan juga Thor yang ini memberi porsi lebih pada Loki
(Tom Hiddleston). Meski belum menyamai kedahsyatan Heath Ledger sebagai
Joker, Hiddleston sangat baik memainkan Loki.
Trailer Thor: The Dark World (Sutr. Alan Taylor)
9. About Time (Sutr. Richard Curtis)
Film paling romantis dan menyentuh hati tahun ini persembahan dari sutradara-penulis Richard Curtis yang sudah memberi kita
Four Weddings and a Funeral, Bridget Jones's Diary, Notting Hill, dan
Love Actually.
About Time
unggul lantaran mampu mengawinkan konsep sebuah fiksi ilmiah dengan
komedi romantis. Filmnya juga tak berhenti jadi kisah cinta yang
mendayu-dayu, melainkan punya kisah hubungan ayah-anak yang menyentuh.
Tambahan pula, setelah pada 1990-an lalu Curtis menemukan Hugh Grant,
sekarang ia menemukan berlian baru komedi romantis khas Inggris:
Domhnall Gleeson.
Trailer About Time (Sutr. Richard Curtis)
10. The Hunger Games: Catching Fire (Sutr. Francis Lawrence)
Sekali
lagi, film ini bukan dipilih lantaran ada unsur Indonesia di dalamnya
(gaun pengantin Katniss [Jennifer Lawrence] hasil rancangan Tex
Saverio). Melainkan karena sineasnya tak lagi sekadar "main aman" dengan
membuat film bagi penonton remaja. Sejatinya, kisah
The Hunger Games
memang bukan sekadar kisah cinta segitiga Katniss-Peeta (Josh
Hutcherson)-Gale (Liam Hemsworth). Tapi juga penuh intrik politik dan
kritik atas budaya konten reality show di tengah-tengah kita. Nah, semua
itu tersaji dengan baik di film kedua ini. Membuatnya tak sekadar
tontonan seru, tapi juga cerdas.
Trailer The Hunger Games: Catching Fire (Sutr. Francis Lawrence)
Posted in Film
10 Film Hollywood Paling Asyik Tahun Ini (IMHO) 2013